Pages

Subscribe:

About

Selasa, 01 Mei 2012

Tanda-tanda Menjelang Ajal Tiba

Terkadang, kita akan bertanya-tanya kepada diri kita sendiri, "Kelak, sebelum aku meninggal, kira-kira aku bakalan ngerasain apa aja ya?" Atau mungkin, "Kalo orang mau mati itu ngerasain ada tandanya enggak sih?"
Nah, dari pertanyaan diatas, aku mau memberikan beberapa tanda sebelum ajal tiba, ini aku dapet dari guru tafsirku sewaktu aku masih kelas 3 SMP, namanya Bu Masyfufah. Berikut tanda-tandanya:


1. 100 hari menjelang ajal tiba.
Pada tahap ini, tanda tersebut mulai terasa setelah waktu ashar, ini ditandai dengan bergetarnya seluruh tubuh, dan akan akan sedikit menggigil.
2. 40 hari menjelang ajal tiba.
Pada tahap ini, setelah waktu ashar bagian pusar akan terasa denyutan yang cukup kencang. Pada tahap ini pula, daun yang tertulis nama kita akan gugur dari pokok yang terletak di atas arsy.
3. 7 hari sebelum ajal tiba.
Tahap ini biasanya akan menimpa orang yang memilki penyakit tahunan, atau penyakit yang sudah dideritanya selama bertahun-tahun. Pada tahap ini, orang yang menderita penyakit tersebut biasanya akan sembuh dengan sendirinya.
4. 3 hari sebelum ajal tiba.
Pada tahap ini, wajah akan mulai terlihat layu atau pucat, tidak seperti hari-hari biasanya.
5. 1 hari sebelum ajal tiba.
Pada tahap ini, kita akan merasakan denyutan dibelakang ubun-ubun. Hal ini disebabkan karena ruh telah mencapai ujung dari kepala kita, sehingga akan mulai terasa denyutan dibelakang ubun-ubun kita.




Nah, sekarang sudah mulai tahu kan, beberapa tandanya? Maka dari itu, sebaiknya kita sering-sering bertaubat, tidak usah menunggu salah satu dari kelima tanda diatas mulai kamu rasakan. Mulai dari sekarang, perbanyaklah introspeksi diri sendiri, atau setidaknya perbanyak istighfar agar sekiranya dosa-dosa yang kita tanggung dapat berkurang. 

Rabu, 25 April 2012

MAHABHAKTI KE-XXV

"Mahabhakti itu apa sih?" Mungkin itu pertanyaan pertama ketika orang yang belum tahu apa itu "Mahabhakti." Yap, mahabhakti adalah sebuah acara perkemahan akbar bagi kelas X MAN Yogyakarta 1 umumnya, untuk kelas 10 khususnya. Acara ini diselenggarakan setiap tahun sekali karena, setiap tahunnya MAN Yogyakarta 1 mewisuda para siswanya dari 'calon tamu ambalat' menjadi 'tamu ambalat'.

Pada mahabhakti tahun ini, saya menjadi salah satu dari 250 siswa-siswi MAN Yogyakarta 1 kelas 10. Awalnya, saya tidak begitu tertarik dengan kegiatan ini karena sangat merepotkan dan menghabiskan banyak biaya. Tetapi, setelah saya mengikutinya, saya benar-benar menikmati kegiatan ini dari awal keberangkatan sampai akhirnya pulang kembali ke madrasah.

Kami berangkat sekitar pukul 10.00 WIB dengan mengendarai truk paskhas. Sesampainya dilokasi perkemahan yaitu bumi perkemahan Dodiklatpur, Klaten, kami mengumpulkan barang-barang persangga, kemudian kami mendirikan tenda masing-masing. Pada hari pertama, kami hanya melakukan perjalanan jauh sepanjang siang, disitu kami juga menemui pos-pos yang setiap posnya terdapat beberapa tugas.

Pada hari kedua, kami melaksanakan beberapa lomba yang mengandalkan keterampilan dan fikiran, sepanjang siangnya. Pada malam harinya, kami dilantik menjadi Tamu Ambalat.

Pada hari ketiga, diadakan beberapa lomba yang mengandalakan keterampilan, fisik, dan fikiran. Diantaranya lomba futsal, tarik tambang, masak, dan syahril qur'an. Pada malam harinya, diadakan kegiatan api unggun, lomba fashion show, dan final lomba FKR.

Pada hari terakhir, kami membongkar tenda kami masing-masing, setelah itu diadakan upacara penutupan dan pengumuman lomba. Setelah itu, kami melakukan perjalanan pulang menuju madrasah.

Minggu, 01 April 2012

Sepotong Kenangan

Sendiri disini, dan terbenam sepi.
Bawa aku kembali, bagai dalam mimpi.
Teringat kembali masa yang telah pergi.
Bawa aku kembali, bagai dalam mimpi.

Hai sahabat hati, mengapa kau pergi?
Meninggalkan hati yang telah terpatri.

Reff:
Teringat... Disaat aku tak kuasa.
Menahan jerit, tangis, canda, tawa.
Terbayang semua kenangan indah.
Denganmu...

Dan aku senantiasa berharap.
Agar kau selalu merasa bahagia.
Bersama semua sahabat setia.
Yang ada disana...

Penggalan lagu diatas merupakan buah pikiran dariku, Soni, dan Zakka. Kami menciptakan lagu itu ketika masih duduk dibangku kelas 2 SMP. Lagu itu kami ciptakan karena kami mendapat bayangan jika suatu saat kami berpisah, kami mungkin tidak dapat berjumpa dalam kurun waktu yang tidak sebentar. Oleh karena itu, kami memasukkan kalimat "Bersama semua sahabat setia yang ada disana." Maksut dari kata "disana" adalah tempat asal kami masing-masing. Karena kami memang berasal dari beberapa daerah yang bisa dikatakan tidak dekat.

Harapan kami, semoga kami 23 anak manusia yang bertemu dalam satu wadah yang bernama Bina Umat, yang bersatu dibawah semboyan "Vie To Weal", kami semua dapat bertemu kembali. Entah itu kapan, dimana, dan dalam keadaan apa. 

Ngga Punya Judul

Aku punya cerita nih, ini cerita sewaktu aku masih pakai seragam putih-biru. Mau tau? Baca dong! Wkwk

Oke, aku ngga mau berlama-lama deh, sama pembukaan yang ngga jelas asal-usulnya dan ngga jelas pula arah tujuannya kemana. Tapi pembukaan itu penting men! Coba deh, kamu perhatiin tiap orang pidato, kalo engga ya tiap orang khutbah Jum'at, emm atau orang ngisi ceramah? Yah itu mah terserah kamu bro mau pilih yang mana. Nah, coba kamu perhatiin tiap kali orang ceramah, pidato, sama khutbah mesti ada pembukaannya kan? Nah begitu juga sama postingan gue yang satu ini men, perlu pembukaannya. Walaupun emm... yah gak tau asal-usul dan arah tujuannya, tapi tetep dong, perlu pembukaan atau awalannya. Ya nggak? Alay banget sih gue haha, biarin lah...
Oke, ini kejadian waktu aku dan 3 temanku kebagian tugas jaga malam atau ronda. Oh iya, dulu aku waktu masih pake seragam putih-biru alim men, ngga kayak sekarang haha. Nah, waktu itu kita ber-empat mulai jaga dari jam 20.00 WIB. Awalnya sih, kita biasa-biasa aja ya, ngobrol, nyanyi-nyanyi nggak jelas, muter-muter asrama, yah pokoknya kita nyari kegiatan yang bikin kita ngga ngantuk, soalnya kalau kita tidur nih ya, kita bakalan disuruh masuk sekolah esoknya. Padahal hak seorang penjaga malam itu kan dapat potongan sekolah sampai istirahat pertama, lah kalo kita masuk dari awal? Kebayang ngga sih, gimana kita waktu pelajaran itu? Pasti molor laah. Oleh karena itu, kami mencari aktifitas yang membuat tubuh kita senantiasa segar dan tidak mengantuk.

To the point ye... Waktu itu, salah satu teman saya, sebut saja Ahsan iseng iseng ngelempar batu ke genting kantin. Emm kejadiannya sekitar pukul 00.30 WIB. Nah, ngga taunya beberapa saat setelah si Ahsan ngelempar tadi, kita dapet balesan men dari arah berlawanan. Oh iya, kantinku dulu letaknya pas di depan asrama. Belakang, samping kiri, sama samping kanannya udah kebun semua, jadi yang aku maksut arah berlawanan tadi dari arah kebun men. Gila ngga sih, siapa coba orang kurang kerjaan yang tengah malem gini sembunyi di kebun, terus nunggu ada yang lempar batu ke kantin buat dia bales? Kalo di pikir-pikir kurang kerjaan banget ya?

Habis dapet balesan tadi, otomatis kita penasaran kan, naah temenku yang satunya lagi, sebut saja Harits, ngelempar batu lagi ke genteng kantin. Ngga beda men, temenku yang ini juga dapet balesan tuh dari kebunnya. Wah, kita mulai mikir nih, mana ada orang yang saking kurang kerjaannya sampe nungguin ada yang ngelempar batu? Tanpa komando kita langsung sepakat nih, kalo yang balesin batu kita tadi bukan manusia, alias.......

Ngga cukup sampe disitu gan, ngga lama kemudian kita juga denger suara gamelan dari arah barat. Nah, perlu kamu tahu, asrama kita letaknya ngga jauh dari Sungai Progo, emm... paling sekitar 500 Meter. Deket kan? Nah, suara itu tadi  jalan ngikutin arus sungainya dari arah utara ke selatan. Gila ngga sih, udah tadi dapet balesan dari kabun sekarang malah denger suara gamelan yang ngga jelas asal-usulnya.

Ceritanya kita berempat takut nih, digangguin sama makhluk tuhan paling halus tadi gan. Akhirnya, kita berempat masuk asrama, terus kita bales dendam nih. Kita bales gangguin adek-adek kelas kita, kita masuk tuh ke kamar-kamarnya adek kelas terus  kita takut-takutin mereka, haha jahat ya? Biasa aja...

Oke, itu sekilas cerita konyol dari penulis, sebenernya masih banyak cerita-cerita yang berbau tak sedap seperti itu, karena lingkungan asramaku emang angker gan. Udah banyak yang ngeliat makhluk ngga jelas tadi, mulai dari pocong, tuyul, kuntilanak, orang tanpa kepala, bahkan babi ngepet. Lengkap ngga sih? Lengkap dong.
Oke, sepertinya penulis sudah mulai bingung mau berkata apa lagi gan. Selain udah bingung, udah cape juga tadi habis main (curhat). Makasih buat yang sudi baca, sampe ketemu di cerita selanjutnya. Salam Pramuka...!

Jumat, 30 Maret 2012

Sejarah MAN Yogyakarta I


Sejarah MAN Yogyakarta I
Perjalanan MAN Yogyakarta I dimulai pada tahun1950 ketika Departemen Agama mendirikan tiga sekolah SGAI (Sekolah Guru Agama Islam) putra dan putri serta SGHA (Sekolah Guru Hakim Agama) secara de facto. SGHA inilah yang dalam perjalannya merupakan titik awal MAN Yogyakarta I. Pendirian tiga sekolah di lingkungan Departemen Agama ini secara de jure dengan Surat Penetapan Menteri Agama No. 7 Tanggal 5 Februari 1951.
Usia SGHA hanya berlangsung tiga tahun, pada tahun 1954 SGHA oleh Departemen Agama dialihfungsikan menjadi PHIN (Pendidikan Hakim Islam Negeri). Perubahan fungsi ini ditujukan guna menyiapkan dan membentuk hakim-hakim yang saat masa tersebut kebutuhannya sangat besar.
Ketika proses penggodokan dan pengkaderan calon hakim telah memenuhi kebutuhan dan seiring kondisi nyata dimasyarakat calon hakim merupakan lulusan fakultas hukum suatu perguruan tinggi. Berpedoman kondisi itu Departemen Agama pada tanggal 16 maret 1978 mengalih fungsikan PHIN sebagai sekolah yang tidak mengkhususkan pada satu bidang yaitu berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Yogyakarta I.
Berubahnya PHIN menjadi MAN Yogyakarta I yang secara kejenjangan merupakan sekolah setingkat dengan SMA (Sekolah Menegah Atas). MAN sebagai sekolah yang sederajat dengan SMA secara kelembagaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memberikan Surat Keputusan  Nomor : 0489/U/1999 yang menyatakan bahwa MAN merupakan SMU berciri Agama Islam. Dengan dikeluarkannya SK Mendibud RI memberikan bukti nyata bahwa MAN Yogyakarta I dalam pembelajarannya menerapkan ketentuan dan ketetapan yang dijalankan oleh SMA pada umumnya dengan ciri khususnya Pendidikan Agama Islam mendapatkan preoritas yang lebih banyak dibanding dengan kurikulum yang diterapkan di lingkungan SMA.
Seiring dengan perjalanan waktu dan berbagai perubahan kurikulum nasional untuk tingkat pendidikan menengah (SMA),  MAN Yogyakarta I tetap mampu menunjukkan jati dirinya sebagai sekolah  Agama Islam setingkat SMA yang dikelola Departemen Agama. Di tengah-tengah persaingan yang kompetetif dengan SMA,  MAN Yogyakarta I merupakan idola terhadap dunia pendidikan Islam, dengan siswa peserta didik kurang lebih 30 % berasal dari luar D.I. Yogyakarta terutama yang berbasis pesantren dan lingkungan Agama Islamnya berakar kuat seperti Demak, Kudus, Pantura dll. Lulusan MAN Yogyakarta I telah banyak yang berhasil melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan PTS (perguruan Tinggi Swasta) di dalam negeri ataupun di luar negeri seperti di Al Azhar (Mesir) dan Pakistan, Kuwait, dan lainnya.
Berikut ini sejarah singkat MAN Yogyakarta I
No
Tahun
Nama
11950/1951 – 1954SGHA
21954 – 1978PHIN
31978 – sekarangMAN Yogyakarta I
dikutip dari:  http://www.man1-yog.sch.id/html/profil.php?id=profil&kode=12&profil=Sejarah%20Singkat